Peredaran Uang Jelang Lebaran Naik 15%, Sisihkan untuk Belanja Perlindungan Asuransi
AKTIVITASÂ konsumsi masyarakat diprediksi akan naik jelang Lebaran tahun ini. Tingginya konsumsi tersebut pun akan memicu kenaikkan peredaran uang tunai secara signifikan. Jumlah kenaikkannya bahkan diprediksi menyentuh angka 15%. Terlepas dari pemenuhan semua kebutuhan perayaan Lebaran, masyarakat wajib menyisihkan anggarannya untuk belanja perlindungan dari asuransi. Hal ini, untuk menekan potensi risiko yang muncul berkenaan dengan beragam aktivitas di seputaran Lebaran.
Sudah menjadi kebiasaan, konsumsi masyarakat akan naik saat mendekati hari Lebaran. Tingginya konsumsi pun diikuti dengan peredaran uangnya. Ekonom dari The Indonesia Economic Intelligence pun menyampaikan, aktivitas menjelang Lebaran tahun ini akan menaikkan peredaran uang tunai hingga 15%. Dan, respon positif juga dipercaya akan diberikan industri perbankan dalam menyediakan uang tunai untuk mendukung transaksi masyarakat tersebut.
Lebih lanjut, jika mengacu data Bank Indonesia maka uang sebesar Rp195 Triliun akan disiapkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan masyarakat sepanjang Ramadan hingga Lebaran. Jumlah ketersediaan uang tersebut pun mengalami kenaikkan hingga 8,22% jika dikomparasi dari tahun lalu. Pemenuhan kebutuhan uang tersebut bisa dipenuhi melalui 5.066 kantor sebagai titik layanan. Angka tersebut juga mengalami kenaikkan hingga 8% dari tahun sebelumnya.
Tingginya peredaran uang tersebut diantaranya dipicu konsumsi yang didorong oleh pergerakan masif masyarakat. Kemenparekraf sebelumnya memprediksi momentum Lebaran akan memicu pergerakan masyarakat sekitar 300 hingga 500 Juta jiwa. Proyeksi jumlah aktivitas masyarakat dalam merayakan Lebaran tersebut bahkan memiliki slot 25% dari target pergerakan wisatawan nusantara sepanjang tahun ini. Adapun target pergerakan wisatawan nusantara adalah 1,4 Miliar.
Pergerakan dan aktivitas masyarakat terkait Lebaran tersebut pun akan memberikan kontribusi ekonomi hingga Rp150 Triliun. Pun demikian dengan prediksi Kemenhub. Mereka memproyeksikan pergerakan masif sekitar 123,8 Juta masyarakat. Potensi kontribusi ekonomi yang dihasilkannya pun mencapai Rp70 Triliun. Terlepas dari potensi ekonomi yang didorong oleh aktivitas konsumsi, masyarakat tetap harus memikirkan faktor risiko.
Terkait dengan aktivitas Lebaran tersebut, masyarakat memang idealnya memiliki sistem proteksi atas risiko. Artinya, masyarakat tetap menyisihkan uangnya untuk belanja sistem perlindungan risiko melalui Asuransi. Sebab, kemampuan transaksi kompetitif dimiliki oleh masyarakat. Satu sisi, pergerakan masyarakat masif di seputaran Lebaran memicu kenaikkan risiko. Faktor risiko bisa muncul kapan saja dengan beragam kerugiaan pembiayaan yang ditinggalkannya.
Agar faktor risiko terkendali, maka sistem proteksi dari Asuransi Rama wajib diterapkan secara masif. Asuransi Rama saat ini mengahdirkan beragam fitur perlindungan terbaik. Sistem proteksi tersebut pun bisa diimplementasikan untuk perusahaan hingga perorangan. Adapun produk yang ditawarkannya adalah Asuransi Rekayasa, Pengangkutan, Tanggung Gugat, Suretyship, dan Lainnya. Ada juga Asuransi Kendaraan Bermotor, Kecelakaan Diri, hingga Harta Benda.
Beragam fitur terbaik tersebut bisa diimplementasikan secara maksimal. Apalagi, Asuransi Rama ditopang oleh sistem terbaik. Kepercayaan besar juga terus diberikan oleh masyarakat. Buktinya, Asuransi Rama sudah menerbitkan sedikitnya 1,6 Juta polis asuransi. Proses pencairan klaimnya angat mudah dan cepat dengan rasio sangat tinggi. Eksistensi Asuransi Rama di daerah pun ditopang oleh 13 Jaringan Kantor pada beberapa kota besar.(*)