Kenaikkan Populasi Mobil Belum Ideal, Potensi Bisnis Menjanjikan Industri Asuransi
POPULASIÂ kendaraan bermotor terus tumbuh setiap tahunnya. Apalagi, serapan unit mobil mengalami pertumbuhan signifikan. Kondisinya saat ini sudah pulih seperti prapandemi Covid-19. Namun, pertumbuhan kendaraan bermotor saat ini dinilai belum ideal. Komparasinya adalah populasi penduduk. Artinya, jumlah serapan kendaraan bermotor berpotensi akan terus tumbuh seiring waktu. Hal ini tentu menjadi potensi bisnis yang menjanjikan bagi industri asuransi.
Populasi kendaraan bermotor terus tumbuh dan bertambah dari waktu ke waktu di Indonesia. Angkanya saat ini bahkan maksimal. Mengacu data Gaikindo, sepanjang 2022 laju penjualan unit mobil sudah mencapai angka 1.048.040 unit. Kondisi tersebut sudah mendekati realisasi serapan produk sebelum pandemi Covid-19. Angkanya saat ini juga terus mengalami pertumbuhan kompetitif. Serapannya naik dipembuka tahun ini.
Angka serapan unit mobil secara wholesales mencapai angka 86.954 unit sepanjang Februari 2023. Jika dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya, pada serapan tersebut mengalami kenaikkan sekitar 7,6%. Sebab, jumlah serapan unit mobil pada Februari 2022 hanya mencapai angka 80.995 saja. Kenaikkan serapan mobil juga terjadi pada Januari 2023 dengan realisasi 94.087 unit. Angka tersebut pun naik sekitar 15,6% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Dengan pergerakan naik yang masif, saat ini populasi kendaraan bermotor sudah mencapai angka 147.153.603 unit. Termasuk populasi sepeda motor, untuk slot mobil pribadi mencapai angka 19.177.264 unit. Ada juga slot 5,7 Juta mobil besar, 85.113 kendaraan khusus, hingga 213.788 unit bus. Meski demikian, angka pertumbuhan tersebut masih belum ideal. Masyarakat Indonesia masih membutuhkan penambahan unit kendaraan bermotor yang cukup signifikan.
Tidak idealnya populasi kendaraan bermotor tersebut karena tingginya laju pertambahan jumlah penduduk. Hasilnya, laju perbandingan populasi kendaraan pribadi dengan jumlah penduduk adalah mencapai 1:53. Artinya, dari jumlah 53 orang penduduk Indonesia baru memiliki 1 kendaraan bermotor baik mobil maupun sepeda motor. Untuk mencapai batas proporsional, tentu dibutuhkan lebih besar lagi serapan kendaraan bermotor.
Potensi serapan kendaraan bermotor tersebut tentu menjadi momentum terbaik bagi industri otomotif. Sebab, ketersediaan pasar sangat besar. Bukan hanya otomotif, terbukanya pasar tersebut juga memberi potensi bisnis besar bagi industri Asuransi Kendaraan Bermotor. Sebab, ada penambahan potensi bisnis melalui serapan kendaraan bermotor baru tersebut oleh pasar. Apalagi, unit kendaraan bermotor jadi rentan terhadap faktor risiko saat melaju di jalan raya.
Lebih lanjut, peta populasi tertinggi kendaraan bermotor saat ini berada di Pulau Jawa dengan status kepemilikan 91.590.781 unit. Slotnya mencapai 59,7% kendaraan aktif yang beroperasi. Zonasi padat lainnya berada di Sumatera dengan tingkat kepemilikan 31.599.045 unit atau memiliki slot 20,6%. zona pada lainnya Kalimantan (7,2%), Sulawesi (6%), dan Bali (3%). Artinya, wilayah tersebut juga memiliki potensi bisnis Asuransi Kendaraan Bermotor yang besar.
Adapun salah satu rujukan utama sistem proteksi atas risiko melalui Asuransi Kendaraan Bermotor bisa diimplementasikan melalui Asuransi Rama. Adapun untuk varian polisnya dihadirkan melalui Comprehensive dan Total Loss Only (TLO). Comprehensive menjadi solusi atas risiko Partial Loss dan Total Loss. Bentuk risiko berupa kerusakan ringan hingga berat plus kehilangan unit karena tindak pencurian.
Adapun TLO menjadi jawaban atas pembiayaan besar di atas 75% dari harga unit yang dimunculkan risiko. Polis TLO tersebut juga menjadi solusi atas kehilangan unit karena aksi pencurian. Lebih lanjut, Asuransi Rama terus mendapatkan kepercayaan besar dari masyarakat. Sedikitnya 1,6 Juta polis asuransi sudah diterbitkan. Eksistensinya di daerah ditopang oleh 13 Jaringan Kantor pada beberapa kota besar.(*)