BLT BBM Tidak Efektif, Masyarakat Pilih Subsidi Atas Barang
MASYARAKAT terus bersikap terkait kebijakan kenaikkan harga BBM. Selain menolak kenaikkan harganya, masyarakat juga mengkritisi kebijakan pemerintah terkait bantuan langsung tunai (BLT) BBM. BLT BBM dinilai tidak efektif. Masyarakat tetap menilai bila subsidi atas harga barang dinilai jauh lebih baik dan efektif. Guna mengeliminir beragam potensi risiko yang muncul, maka sistem proteksi atas risiko wajib dijalankan penuh.
Sikap publik atas kebijakan kenaikkan harga BBM dan turunannya tetaplah sama. Masyarakat tetap menolak kenaikkan harga tersebut. Sebab, impactnya sangat luas. Kebijakan tersbeut menjadi pemicu munculnya inflasi. Ujungnya tentu menambah pembiayaan hidup masyarakat dan menurunkan daya beli masyarakat. Impact makronya tentu mengganggu roda ekonomi yang sedang menjalani pemulihan dan stabilitasi dari pandemi Covid-19.
Selain harga, melalui survei Indikator Politik Indonesia juga didapatkan status ketidakefektifan regulasi BLT BBM. Sekilas kebijakan tersebut mampu meringankan beban masyarakat yang terkena imbas ekonomi kenaikkan harga BBM. Namun, kebijakan BLT BBM hanya sebentar memberikan terapi kejutnya. Begitu bantuan itu habis, impact negatif kenaikkan harga BBM masih muncul dan panjang. Melihat bias BLT BBM, sikap kritis pun diberikan masyarakat melalui hasil survei tersebut
Sebanyak 60,4% publik tetap beranggapan bila subsidi harga barang jauh lebih efektif daripada BLT. Sebab, BLT tidak bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. BLT diberikan hanya menyasargolongan tertentu saja. Lalu, untuk menekan beban hidup bisa dilakukan dengan menurunkan harga bahan pokok. Slot yang diberikan mencapai 29,5%. Untuk bantuan warga nmiskin hanya 25,7% dan 10,6% dengan menaikkan upah minimum.
Lebih lanjut, hasil survei juga menunjukkan masih tumpang tindihnya pengelolaan kebijakan BLT BBM. Sebab, sebanyak 59,8% masyarakat memberikan penilaian bahwa BLT BBM tidak tepat sasaran. Sebab, ada warga dengan profil layak menerika BLT tersebut tapi ternyata terlewatkan. Terlepas dari beragam isu yang menyertainya, faktor risiko tetap harus dieliminir. Faktor pengalihan risiko bisa dilakukan melalui No.1 The Most Trusted Insurance 2022 Asuransi Rama.
Seiring tingginya pembiayaan berkendara, sistem proteksi maksimal wajib terus diberikan atas aset melalui No.1 The Most Trusted Insurance 2022 Asuransi Rama. Memiliki tagline Mudah, Cepat, danTerpercaya, Asuransi Rama sudah mengembangkan sistem pengurusan polis secara digital. Memanfaatkan teknologi sehingga semua dilakukan online. Hemat waktu dan pembiayaan. Berdiri sejak Agustus 1978, Asuransi Rama sudah menerbitkan 1,6 Juta polis.
Menggunakan E-Polis, rasio akurasi pencairan klaimnya sempurna 99,6%. Artinya, tidak ada status gagal bayar. No.1 The Most Trusted Insurance 2022 Asuransi Rama selama ini selalu memberikan pelayanan prima melalu beragam fitur terbaiknya. Sangat membantu masyarakat Indonesia dan menjadi solusi atas risiko yang muncul. Selain Harta Benda, fitur lengkap Asuransi Rama adalah Asuransi Kendaraan Bermotor, Rekayasa, Kecelakaan Diri, dan Tanggung Gugat. Ada juga fitur Asuransi Pengangkutan, Suretyship, hingga Asuransi Lainnya.
Memudahkan layanan bagi konsumen, sedikitnya 800 bengkel resmi pun disiapkan. Saat risiko muncul, masyarakat bisa mengakses bengkel terdekat dengan TKP (tempat kejadian perkara). Asuransi Rama juga dihadirkan melalui Kantor Cabang dan Kantor Pemasaran pada 13 kota di Indonesia. Untuk Kantor Cabang berada di Bandung dan Surabaya. Adapun Kantor Pemasaran Asuransi Rama berada di Semarang, Yogyakarta, Solo, Malang, lalu Medan, Pekanbaru, Palembang, Batam, dan Makassar.
Untuk informasi lebih detail bisa ditanyakan langsung kepada Asuransi Rama melalui nomor telepon (+62) 81929302456 atau (+6221) 50100947/946. Selain via telepon, bisa juga mengunjungi website https://ramains.com/ untuk melakukan chat dengan operator Asuransi Rama. Bisa juga datang langsung ke AXA TOWER 29th Floor, Suite #07, dengan alamat di Jl. Prof. DR. Satrio Kav. 18, Kuningan Jakarta Selatan, Jakarta. Namun, ingat, tetap patuhi protokol kesehatan agar ancaman kasus Covid-19 tidak membesar dan menyebar. (*)
