Aktivitas Lebaran Picu Potensi Ekonomi Rp150 Triliun, Optimalkan Aspek Bisnisnya
POTENSI ekonomi dengan nilai hingga Rp150 Triliun bisa diakses dari aktivitas Lebaran tahun ini. Akses besar tersebut dipicu oleh proyeksi pergerakan masif masyarakat sepanjang Mudik hingga masa libur Lebaran. Potensi pergerakan masif masyarakat Indonesia tersebut tentunya wajib dioptimalkan sebagai bisnis yang menjanjikan. Adapun salah satu produk yang bisa didorong serapannya adalah Asuransi Kendaraan Bermotor dari Asuransi Rama.
Aktivitas Lebaran tahun ini tampaknya lebih masif dari beberapa tahun sebelumnya. Sebab, mobilitas masyarakat tidak lagi dibatasi oleh kebijakan PPKM. Artinya, aktivitas masyarakat sudah normal seperti masa prapandemi Covid-19. Dengan kondisi terbaru saat ini, Kemenparekraf pun memprediksi aktivitas masyarakat pada seputaran Lebaran akan memicu pergerakan ekonomi antara Rp100 Triliun sampai Rp150 Triliun. Pergerakan ekonomi tersebut dipicu oleh mobilitas maksimal masyarakat.
Didukung oleh kondisi normal, mobilitas masyarakat akan maksimal saat Lebaran. Kemenparekraf pun memprediksi pergerakan masyarakat mencapai 300 hingga 350 Juta jiwa. Proyeksi jumlah aktivitas masyarakat dalam merayakan Lebaran tersebut bahkan memiliki slot 25% dari target pergerakan wisatawan nusantara sepanjang tahun ini. Adapun target pergerakan wisatawan nusantara adalah 1,4 Miliar.
Serupa Kemenparekraf, proyeksi pergerakan masif masyarakat juga dipetakan oleh Kemenhub. Sedikitnya ada 123,8 Juta masyarakat yang akan menjalani perjalanan sepanjang Lebaran tahun ini. Aktivitas ini saja sudah menghasilkan perputaran ekonomi sekitar Rp70 Triliun. Semakin menarik, aktivitas tersebut akan memicu pergerakan ekonomi di berbagai daerah. Artinya, daerah akan mendapatkan limpahan pendapatan dari aktivitas masyarakat sepanjang masa Lebaran tahun ini.
Kondisi pertumbuhan ekonomi yang dipicu aktivitas Lebaran dijamin semakin kompetitif dan sehat. Sebab, pemerintah berhasil mengendalikan laju inflasi di sepanjang masa Ramadan tahun ini. Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), laju inflasi sepanjang Maret 2023 mencapai angka 0,18%. Perhitungan tersebut memang bersamaan dengan momentum Ramadan. Angka inflasi tersebut pun lebih rendah dari Ramadan tahun sebelumnya yang mencapai 0,40%, lalu 0,32% pada ramadan 2021.
Merunut berbagai aspek positif yang dimunculkan dari aktivitas Lebaran, momentum tersebut tentu harus dioptimalkan sebagai bisnis. Sebab, pergerakan masif masyarakat sepanjang masa Lebaran juga melibatkan moda transportasi pribadi. Tingginya volume kendaraan tentu semakin rentan memunculkan risiko berkendara. Untuk itu, sistem proteksi atas risiko wajib diterapkan melalui formula Asuransi Kendaraan Bermotor dari Asuransi Rama.
Adapun untuk varian polisnya dihadirkan melalui Comprehensive dan Total Loss Only (TLO). Comprehensive menjadi solusi atas risiko Partial Loss dan Total Loss. Bentuk risiko berupa kerusakan ringan hingga berat plus kehilangan unit karena tindak pencurian. TLO menjadi jawaban atas pembiayaan besar di atas 75% dari harga unit yang dimunculkan risiko. Polis TLO tersebut juga menjadi solusi atas kehilangan unit karena aksi pencurian.
Lebih lanjut, Asuransi Rama terus mendapatkan kepercayaan besar dari masyarakat. Sedikitnya 1,6 Juta polis asuransi sudah diterbitkan. Eksistensinya di daerah ditopang oleh 13 Jaringan Kantor pada beberapa kota besar.(*)